PROBLEMATIKA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PLAGIARISME DALAM DUNIA GRAFIS.
Perkembangan media sosial telah mengubah lanskap komunikasi secara drastis,
termasuk dalam bidang Desain Komunikasi Visual (DKV). Salah satu dampak yang
signifikan dari popularitas media sosial adalah peningkatan kasus plagiarisme, terutama
dalam konteks desain grafis dan visual.
Plagiarisme adalah suatu tindakan seperti mengambil ide, kata-kata, karya
atau gagasan orang lain yang disajikannya
layaknya karya sendiri tanpa memberikan kredit yang layak pada sumber aslinya. Plagiarisme
menjadi semakin umum karna mudahnya mengakses dan meyebarkan konten melalui platfrom-platfrom
media sosial. Plagiarisme merusak kejujuran intelektual, merugikan pencipta
asli, dan merusak integritas penulis atau pelaku kreatif yang terlibat. Menyertakan kutipan yang tepat, memberikan
kredit kepada sumber asli, dan menciptakan karya orisinil
adalah langkah-langkah penting untuk mencegah plagiat dan mempromosikan
kejujuran intelektual.
Media sosial juga memberikan platform yang luas bagi
desainer DKV untuk menjangkau audiens secara global. Namun dalam lingkungan
yang begitu kompetitif, tekanan untuk menciptakan konten yang menarik dan berbagi
cepat dapat memicu perilaku plagiarisme. Apalagi pada desainer DKV yang sedang
mencari inspirasi, sering kali tergoda untuk menyalin secara terang terangan
maupun mengambil sedikit ciri khas dari karya orang lain.
Dengan
demikian, pengaruh media sosial dalam DKV telah membawa tantangan baru terkait
dalam plagiat, namun juga mendorong inovasi dan solusi baru untuk melindungi
hak cipta dan mempromosikan keberagaman dalam desain. Ini menekankan pentingnya
pemahaman etika dan prinsip-prinsip keaslian dalam praktik desain komunikasi
visual di era digital saat ini. Blog ini di tulis dengan menyertakan 3 jurnal
dengan tujuan membuat literature review.
Topik 1
Literatur Review Jurnal 1
Penulis Jurnal: Risvi Pangestu
Judul Jurnal : Penerapan Kampanye Sosial Desain Komunikasi Visual
Teori :
Proses membangkitkan
masyarakat yang efektif harus berdasarkan kepada kebutuhan dan kepentingan
bersama, antara semua pelaku yang terlibat. Usaha komprehensif yang meliputi
banyak komponen, seperti pesan, pencapaian akar rumput, media massa, pemerintah,
dan dana untuk mendukung pencapaian tujuan khusus, merupakan isu kunci dan
menyebabkan perancangan kampanye yang mampu menghasilkan perubahan perilaku
menjadi lebih positif.
Kampanye yang saat
ini memiliki eksistensi yang tinggi adalah kampanye misi sosial yang
berorientasi sebagai serangkaian proses komunikasi terencana, yang bersifat
non-komersil dalam kurun waktu tertentu yang berisi pesan tentang masalah
sosial yang terjadi dimasyarakat.
Setiap aktivitas kampanye
komunikasi mengandung empat hal,
yaitu tindakan kampanye
yang ditujukan untuk menciptakan
efek atau dampak
tertentu, jumlah khalayak sasaran
yang besar, dipusatkan
dalam kurun waktu tertentu,
dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir.
Metode :
penulis menganalisis
karya dari seorang desainer
Indonesia bernama Evelyn Gasman. Karya
dari Evelyn ini
berjudul “Kampanye Sosial 16
HariAnti Kekerasan Terhadap
Perempuan” dengan nama gerakan
kampanye sosial 1
Sentuhan 6 Gerakan yang
di aplikasikan di
mall Kelapa Gading, Central Park,
dan Plaza Senayan
pada tahun 2015. Analisis karya
ini berisikan pengamatan
terkait elemen desain, media
kampanye dan proses
komunikasi kampanye yang dirancang.
Kampanye 16 Hari
Anti Kekerasan Terhadap Masyarakat
mengandalkan print adsdan
ambient adsyang interaktif sebagai
upaya.
Hasil Penelitian :
Kampanye pada
hakikatnya adalah tindakan komunikasi yang bersifat goal oriented. Pada kegiatan
kampanye selalu ada tujuan yang hendak di capai. Pencapaian tujuan tersebut
tentu saja tidak dapat di lakukan melalui tindakan yang seenaknya, melainkan
harus di dasari pengorganisasian tindakan secara sistematis dan strategis.
Dalam pendekatan
yang informatif, komunikasi dilakukan secara
logis. Dimana penyampaian
informasi dijabarkan
berdasarkan fakta-fakta yang
ada dan akurat termasuk dari
pengumpulan data tentang
kekerasan terhadap
perempuan dan kuesioner.
Pendekatan ini dilakukan melalui tagline campaign,
body text, copy writeyang sifatnya
ilmiah dan mudah
dimengerti oleh masyarakat sasaran yang terdapat dalam
suatu kombinasi visual
dalam layout.
Secara emosional
kampanye sosial 1 Sentuhan 6 Gerakan
memiliki peran dalam mendukung penyampaian pesan
atau informasi. Proses
komunikasi dengan
pembagian jadwal media
untuk memancing rasa ingin tahu yang dilakukan
secara emosional melalui visualisasi antara
kombinasi foto atau image serta teknik grafis, warna, dan
tagline yang menggugah. Adanya peran tagline
yang menggugah serta
menggunakan warna-warna cerah dan
soft sebagai warna
yang bersahabat
yang ditujukan untuk
semua orang menjadikan kampanye
sosial 1 Sentuhan 6 Gerakan lebih dekat dengan target
sasaran. Pemilihan
media kampanye yang menjadikan kampanye sosial 1
Sentuhan 6 Gerakan
lebih interaktif dalam menyampaikan pesan.
Topik 2
Literature Review
Jurnal 2
Penulis Jurnal :
Muhammad Ghoyyas Royhan1, Dhevin Kawistoro
Ngabekti
Judul Jurnal : Problematika Desain Komunikasi Visual dan Plagiarisme dalam Dunia Desain Grafis
Teori :
Perkembangan teknologi khususnya internet memicu para desainer grafis lebih
giat, aktif, dan kreatif dalam berkarya. Mempublik karya lewat sosial media dan
media lainnya membuat kasus plagiarisme menjadi sangat marak karena mudahnya
akses dalam melihat karya orang lain lewat internet.
Untuk mendapat solusi dari masalah ini adalah dengan cara bagaimana
meningkatkan kreativitas para kreator desain komunikasi visual yang berguna dan
bermanfaat bagi khalayak umum dan bagaimana upaya untuk menekan plagiarisme.
Metode penelitian kualitatif sebagai pendekatan yang berfokus
pada data
analisis dan solusi data dalam pemahaman terhadap
fenomena sosial kreatifitas desain grafis
dan plagiarisme desain yang terjadi
di masyarakat.Temuannya adalah dengan cara
memperbanyak referensi
agar tidak terjadi plagiat yang tidak disengaja, memahami
tentang konsekuensi jika melakukan plagiarisme,
ada juga dengan cara hanya menjadikan karya orang
lain sebagai sumber
inspirasi dan memodifikasinya sekreatif mungkin.
Metode :
Teknik observasi
merupakan teknik yang
menggunakan pengamatan untuk mengumpulkan suatu data dari suatu
sumber .Pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian
yang bertujuan untuk
mempelajari perilaku manusia,
proses kerja, dan gejala-gejala alam. Dengan menggunakan salah satu jenis
bentuk observasi yaitu observasi non-partisipan yang mana
dalam pengamatannya
peneliti tidak terlibat
aktif dalam kehidupan informan,
tetapi hanya menjadi
pengamat independen, sehingga
peneliti mengembangkan
pengamatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di
lapangan. Demikian pula fenomena yang terjadi saat ini dalam prkembangan
ilmu-ilmu desain grafis dan
aplikasinya di tengah maraknya teknologiinternet, tentu
saja berimplikasi pada karya desain.
Hasil Penelitian :
Dengan memahami bentuk pesan yang akan disampaikan kepada audiens, maka desainer komunikasi visual lebih mudah membuat visual yang memiliki pesan tersebut, karya desain komunikasi visual harus mengandung pesan verbal dan pesan visual. Desainer komunikasi visual juga harus mempunyai kemampuan menafsir terhadap masyarakat agar pesan yang disampaikan oleh desainer komunikasi visual tepat sasaran. Pesanyang disampaikan oleh desainer komunikasi visual harus jelas, mudah dan dipahami oleh audiens.
Plagiarisme dalam kaintannya dengan dunia desain komunikasi visual menjadi fenomena yang sudah sering terjadi bahkan dianggap lumrah bagi individu maupun suatu lingkup lingkungan tertentu. Plagiarisme merupakan praktik menjiplak, meniru, dan mengklaim suatu karya yang berupa tulisan maupun visual. Praktik plagiarisme dengan kaitannya dengan dunia desain grafis terjadi karena adanya sebab sebab tertentu yaitu karena kurangnya kemampuan desainer grafis, desainer grafis yang malas dalam mengasah kemampuan dan mencari ide, deadline dari client,sikap apatis terhadap hukum juga dapat mempengaruhi.
Dengan
terbiasa melakukan praktik plagiarisme ini desainer menjadi tidakterlatih, menjadi
terlalu bergantung terhadap
karya orang lain
yang mengarah kepada malasnya desainer
dalam mencari ide
dan kreatifitas yang
meredup, selain itu dapat
menyebabkan
sering menunda deadline
karena terlalu menggantungkan karya
dari orang lain,dan bahkan
sampai bisa terkena
sanksi hukum yang
berlaku terkait plagiarisme
ini.
Desainer komunikasi
visual harus mampu
dan bertahan dari
persaingan terhadap desainer komunakasi
visual lainnya, seiring
berkembangnya teknologi tentunya
semakin diujinya kreativitas kita dalam mengkomunikasikan
pesan yang dapat disampaikan kepada audiens. Seiring
percepatan teknologi yang pesat dan akselerasi dunia yang semakin dahsyat, hal ini membuat peran
dan posisi desainer komunikasi visual banyak dibutuhkan jasanya.
Topik 3
Literature Review
Jurnal 3
Penulis Jurnal : Marsha Anindita, Menul Teguh Riyanti
Judul Jurnal : TREN FLAT DESIGN DALAM DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL
Teori :
Tren
Flat Design Dalam Desain
Komunikasi Visual.Desain Komunikasi Visual menjelaskan
tentang bagaimana manusia
berkomunikasi melalui citra visual. Setiap
desainer memiliki ciri khas berbeda dalam setiap karyanya. Dalam beberapa tahun
belakangan flat design atau desain datar
cukup banyak muncul pada
karya-karya desain komunikasi
visual. Banyak perusahaan-perusahaan besar dan ternama
yang menggunakan flat design dalam
karya-karyanya, seperti Microsoft,
Apple, Google, Kompas,
dan lain-lain. Flat design jauh berbeda dari tren yang sudah
ada sebelumnya karena gaya desain ini membentuk kesan sederhana dengan
membuang segala bentuk
efek gradasi, bayangan, glossydan lain-lain. Ada
yang menganggap flat design adalah implementasi
dari gaya minimalis dan mengaitkannya dengan The Swiss Style yang terkenal pada
tahun 1940-an sampai
1950-an
Metode :
Penulis melalukan studi kaji dengan pengamatan pribadi, penulis juga
melalukan studi literatur dengan mencari berbagai artikel mengenai tren flat desain.
Hasil Penelitian :
Banyak gaya atau tren yang berkembang dalam desain grafis. Flat
design atau desain datar adalah salah satu gaya yang populer belakangan
ini. Flat design adalah implementasi
gaya minimalis dalam dunia desain grafis. Flat design mendapat banyak pengaruh
dari The Swiss Style,
jadi ini bukanlah
hal yang baru,
tetapi merupakan pengulangan
dari desain yang telah ada
sebelumnya.Ciri khas flat
design adalah menghilangkan penggunaan
bayangan, bevel, tekstur,
dan ornamen-ornamen lain
yang tidak diperlukan.
Khusus pada layout
berfokus pada tipografi, warna-warna cerah, dan ilustrasi
dua dimensi yang flat juga.
DAFTAR
PUSTAKA :
Risvi Pangestu (2019) PENERAPAN KAMPANYE SOSIAL DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Jurnal seni desain dan budaya Vol. 4 NO 4 September 2019.
Muhammad Ghoyyas Royhan, Dhevin Kawistoro
Ngabekti (2021) PROBLEMATIKA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PLAGIARISME DALAM DUNIA GRAFIS. Vol. 2No.1, Juni2021.
Marsha Anindita, Menul Teguh Riyanti (2016). TREN FLAT DESIGN DALAM DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL. Dimensi DKV,
Vol.1-No.1 April 2016.
Komentar
Posting Komentar