LITERATUR REVIEW

 

LITERATUR REVIEW 20 JURNAL

JURNAL 1

JUDUL : Analisis Semiotika Makna Cinta Pada Lirik Lagu “Tak Sekedar Cinta” Karya Dnanda

 

PENULIS : Neng Tika Harnia

TEORI  

 Makna denotasi dari lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” adalah kekuatan cinta yang penulis lagu harapkan ia dapatkan dari pasangannya. Kemudian makna konotasi yang terkandung dalam lirik lagu ini yaitu keinginan penulis lagu terhadap pasangannya agar menjaga cintanya dengan kesetiaan. Sedangkan mitos yang terdapat dalam lirik lagu ini yaitu penulis lagu ingin mengatakan bahwa dalam setiap hubungan yang dibangun dengan cinta pasti akan abadi walaupun kadang menyakitkan.

METODE

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti ialah metode kualitatif. Hal tersebut diungkapkan menurut Moleong (2017), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

HASIL

Penelitian ini membahas mengenai tiga poin utama dari analisis semiotika Roland Barthes yaitu mengenai makna denotasi, konotasi, dan mitos pada lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” karya Dnanda yaitu sebagai berikut. Makna denotasi dalam lirik lagu tersebut digambarkan bahwa penulis lagu merasakan kesepian, pasangan yang bersikap tidak jujur, dan menyatakan apa itu yang dinamakan cinta. Dengan hal itu penulis lagu menekankan kata cinta berkali-kali sebagai bentuk perasaannya terhadap pasangannya. Makna konotasi dalam lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” ini menggambarkan seseorang yang sedang dilema akan cinta nya karena ia memiliki pasangan yang tidak bersikap jujur terhadap dirinya sehingga ketika melewati hari-hari bersama ia selalu bersikap manis seolah-olah tidak terjadi apa-apa untuk menutupi semua permasalahan. Walaupun sebenarnya yang ia lakukan itu bersikap bukan sebagaimana cara cinta bersikap, karena cinta akan selalu jujur, tulus, dan tidak memudah hingga akhir hayat.

JURNAL 2

JUDUL : Analisis Semiotika Makna Kesendirian Pada Lirik Lagu “Ruang Sendiri” Karya Tulus

PENULIS : Axcell Nathaniel & Amelia Wisda Sannie

TEORI

Komunikasi merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan oleh seluruh umat manusia selama mereka masih hidup di dunia sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi terhadap sesamanya. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain memahami maksud pesan yang disampaikannya dan memiliki pengetahuan yang sama.

METODE

Metode penelitian yang digunakan untuk tujuan tersebut adalah metode kualitatif interpretif. Metode penelitian kualitatif sendiri merupakan metode penelitian yang memiliki cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir dari khusus ke umum. Menurut Strauss dan Corbin (dalam Arifizal, 2016:52) metode penelitian kualitatif perlu mencakup cara data dianalisis, karena penelitian dilakukan dengan wawancara yang mendalam, dimana penelitian ini merupakan jenis penelitian yang temuan–temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

 

HASIL

Metode penelitian yang digunakan untuk tujuan tersebut adalah metode kualitatif interpretif. Metode penelitian kualitatif sendiri merupakan metode penelitian yang memiliki cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir dari khusus ke umum. Menurut Strauss dan Corbin (dalam Arifizal, 2016:52) metode penelitian kualitatif perlu mencakup cara data dianalisis, karena penelitian dilakukan dengan wawancara yang mendalam, dimana penelitian ini merupakan jenis penelitian yang temuan–temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

 

JURNAL 3

JUDUL : Makna Terhadap Mitos dalam Lirik Lagu “Takut” Karya Idgitaf: Kajian Semiotika Roland Barthes

PENULIS : Indah Kusuma Damayanti

TEORI

Menurut Semi (1988: 106) lirik adalah puisi pendek yang mengekspresikan emosi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa lirik lagu merupakan suatu hasil interpretasi emosi seorang pengarang dalam memandang sebuah fenomena yang terjadi pada saat itu. Fenomena tersebut tidak hanya dipahami sebagai pemahaman atas sosiologi masyarakatnya, tetapi hal lain yang lebih abstrak; misalnya dalam segi aspek psikologisnya dan ide pemikirannya.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, yaitu pemerolehan data ditempuh melalui penelusuran berbagai sumber yang diprediksi memuat data yang diperlukan dalam kajian ini. Peneliti tidak melakukan wawancara dengan pihak terkait karena di dalam semiotika dokumen berupa lirik lagu akan dianalisis secara mendalam berdasarkan penafsiran dari peneliti. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data pokok atau data utama. Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah lirik lagu “Takut” karya Idgitaf. Dalam penelitian ini, lirik lagu yang diambil adalah lirik lagu yang mengandung makna denotatif, konotatif, serta mitos. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber lain, seperti data dokumentasi, buku-buku, dan internet yang peneliti gunakan.

HASIL

Lagu “Takut” karya idgitaf ini bercerita tentang kekhawatiran dan ketakutan yang dialami manusia difase kehidupan usia dewasa.Lirik lagu tersebut dianalisis dengan menggunakan teori semiotika dari Barthes yang digunakan untuk mengungkapkan makna denotasi, konotasi, dan mitos.

 

JURNAL 4

JUDUL : Analisis Semiotika Model Roland Barthes Pada Makna Lagu “Rembulan” Karya Ipha Hadi Sasono

PENULIS :  Henny Sri Kusumawati, Nuryani Tri rahayu, Dwi Fitriana

TEORI

Musik disebut sebagai bahasa dari perasaan-perasaan yang dirasakan manusia (the language of emotions). Musik dan bahasa memiliki tujuan yang serupa yaitu mengomunikasikan sesuatu arti tertentu yang ingin disampaikan. Sebagaimana yang ingin dikomunikasikan Ipa Hadi Sasonodalam karya lagunya berjudul “Rembulan”. Selain itu penelitian ini juga mendeskripsikan tentang persepsi masyarakat usia 21-24 di kalangan karang taruna Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo terhadap lagu.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, “metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi” (Sugiono, 2013:1).

HASIL

hampir seluruh masyarakat yang menjadi narasumber mempunyai persepsi yang sama yang menyatakan kesan dan tanggapan bahwa lagu “Rembulan” karya Ipa Hadi Sasono merupakan lagu yang mempunyai makna tentang percintaan, seorang laki-laki yang menyukai seorang wanita yang kecantikannya mengalahkan cahaya dari Rembulan, cinta yang takkan terpisahkan walaupun banyak rintangan dan halangan tidak akan meruntuhkan maligai cinta mereka. Lagu “Rembulan” karya Ipa Hadi Sasono merupakan lagu yang menarik perhatian dan mempunyai persepsi positif karena lagunya bisa mendorong anak muda menjadi kreatif dengan meghasilkan karya seperti melalui lagu.

JURNAL 5

JUDUL : Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Zona Nyaman” Karya Fourtwnty

PENULIS : Larasati Nurindahsari

TEORI

Fourtwnty ini memang bisa dikatakan berbeda dari band indie lainnya karena mereka merupakan musisi multi-intstrumentalis yang mendedikasikan dirinya untuk menyebarkan pesan toleransi, kedamaian, dan pluralisme melalui musik dan konsep yang matang. Genre musiknya yaitu pop acoustik folk. Musik folk adalah musik yang penuh dengan kesederhanaan dan keseharian dalam lagunya. Selain Fourtwenty yang bergenre folk pop ada juga band-band indie lainnya yaitu seperti Payung Teduh, Stars and Rabbit, Danila Riyadi, Banda Neira, dan Silampukau.

METODE

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif dilakukan pada objek alamiah yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.

HASIL

Karya seni musik adalah salah satu media paling ampuh untuk menyampaikan sebuah pesan motivasi. lagu “Zona Nyaman” ini mengandung makna motivasi yang kuat. Melalui liriklirik di lagunya, pesan motivasi untuk kita jangan pernah ragu dalam menentukan perubahan besar dalam hidup kita. Jangan pernah menghabiskan waktu untuk melakukan suatu kegiatan yang tidak kita cintai, bergerak dan keluar dari zona nyaman itu berkarya dan bekerja dengan hati tanpa meninggalkan hakekat kita sebagai makhluk sosial.

 

JURNAL 6

JUDUL : Analisis Semiotika Teori Roland Barthes Dalam Puisi “Cinta Yang Agung” Karya Kahlil Gibran

PENULIS : Heru Prasetyo

TEORI

Puisi “Cinta yang Agung” merupakan salah satu karya Kahlil Gibran, penulis yang lahir di Libanon, 6 Januari 1883. Gibran adalah seorang seniman, penyair, dan penulis asal Libanon Amerika. Karya-karya yang dibuat Gibran sangat terkenal dikalangan masyarakat, bukan hanya terkenal di Indonesia saja tetapi di dunia.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik sebagai alat analisis. Puisi "Cinta yang Agung" dipilih sebagai objek penelitian karena mengandung makna yang dalam dan kompleks, serta melibatkan penggunaan tanda-tanda dalam membentuk makna dan pesan yang tersembunyi.

HASIL

Setelah mengkaji lebih dalam mengenai semiotika puisi “Cinta yang Agung” karya Kahlil Gibran menggunakan teori semiotika Roland Barthes, penulis menemukan adanya tiga kode yang terdapat dalam puisi seperti kode konotatif (The code of semes or signifiers), kode simbolik (The symbolic code), dan kode aksian. Terdapat juga makna yang mencakupi denotasi dan konotasi.

JURNAL 7

JUDUL : Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lirik Lagu “Aisyah Istri Rasulullah” Syakir Daulay.

PENULIS : Rahmat Pike Pirnanda

TEORI

lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi sekaligus aktor yang asal dari Aceh ini yang berjudul “Aisyah Istri Rasulullah” berhasil memuncaki serta berhasil trending di Youtube. Lagu yang dinyanyikannya tadi mengandung pesan eksklusif, salah satu pesannya ialah nilai cinta pada rumah tangga. Teori primer yang digunakan pada penelitian ini ialah teori semiotika Roland Barthes. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif memakai pendekatan interpretatif deskriptif. Goresan pena ini akan mengulas mengenai romantisme cinta di rumah tangga yang ada dalam lirik lagu.

METODE

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk lisan, dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Sementara itu, menurut Sugiyono, “strategi eksplorasi subyektif adalah strategi pemeriksaan dalam kerangka berpikir postpositivisme, yang digunakan untuk penelitian pada kondisi barang biasa, (bukan coba-coba) di mana spesialis adalah instrumen kuncinya. Pengujian sumber informasi dilakukan secara purposive dan snowball, metode pengumpulan informasi menggunakan triangulasi (campuran), penyelidikan informasi bersifat induktif/subyektif, dan konsekuensi pemeriksaan subyektif menggarisbawahi makna yang berlawanan dengan spekulasi” (Aritonang & Doho, 2019:88).

HASIL

Penemuan yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Memahami bagian-bagian penanda dan petanda yang terdapat dalam syair lagu “Aisyah Istri Rasulullah”. Mengenai penanda-penanda dalam lirik “Aisyah Istri Rasulullah”, setiap kata dalam bait-bait nada yang seharusnya dapat dilihat dan dibaca oleh indera penglihatan, dan dapat didengar oleh indera telinga, merupakan bagian dari penanda yang dikenali. Bagian makna melodi ini secara keseluruhan mengembangkan klarifikasi tentang karakter dan keadaan yang mendasari lagu tersebut.

2. Secara tersirat, gagasan yang dapat dikaitkan dengan penggunaan kata-kata penanda adalah penggambaran pembicaraan, kehangatan, perasaan, kebahagiaan, kedekatan, perhatian, perhatian, kesepakatan, keandalan, kekuatan dan ketulusan cinta.

3. Proses memahami mitologi pada lirik lagu Aisyah Istri Rasulullah yaitu banyak cara pasangan suami istri dalam mengungkapkan kasih sanguinary dalam berumah tangga pada kehidupan sehari-hari. Ungkapan perasaan tadi artinya buah dari rasa cinta seorang pada pasangannya.

 

JURNAL 8

JUDUL : Analisis Semiotik Roland Barthes Pada Karya Eka Kurniawan

PENULIS :  Dwi Alfandi , Setya Yuwana Sudikan , Ririe Rengganis

TEORI

kalimat yang mengandung kode diantaranya teka-teki, konotatif, simbolik, tindakan, dan kode budaya. Sumber data penelitian ini yakni kumpulan karya Eka Kurniawan diantaranya Cantik Itu Luka, Lelaki Harimau, Seperti Dendam, Rindu Harus dibayar Tuntas, Corat-coret di Toilet, O: Tentang Seekor Monyet yang Ingin Menikah dengan Kaisar Dangdut, Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta melalui Mimpi, Kumpulan Budak Setan, Cinta Tak Ada Mati, Gelak sedih dan Cerita-Cerita Lainnya.

METODE

Deskripstif kualitatif menjadi salah satu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metode ini merupakan sebuah metode yang berusaha untuk mendeskripsikan suatu peristiwa, gejala, ataupun suatu kejadian. Peneliti dalam penelitian ini berusaha untuk memotret kejadian atau peristiwa yang ada di dalam karya sastra, kemudian digambarkan sebagaimana mestinya.

HASIL

Penelitian ini membahasa semiotik Roland Barthes pada beberapa karya dari Eka Kurniawan diantaranya: O: Tentang Seekor Monyet yang Ingin Menikah dengan Kaisar Dangdut, Seperti Dendam, Rindu Hraus dibayar Tuntas, Corat-coret di Toilet, Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta melalui Mimpi, Lelaki Harimau, Kumpulan Budak Setan, Cantik Itu Luka Cinta Tak Ada Mati, Gelak sedih dan Cerita-Cerita Lainnya. Kesembilan karya tersebut akan dianalisis unsur semiotiknya dengan aliran semiotik Roland Barthes yang terdiri atas lima kode, yaitu: (1)kode teka-teki, (2) konotatif, (3) kode simbolik, (4) aksianan, (5) dan budaya.

JURNAL 9

JUDUL : Analisis Semiotik Roland Barthes dalam Antologi Puisi Sapardi Djoko Damono (Suatu Kajian Semiotik)

PENULIS : Ifnaldi  , Andini Carolina

TEORI

Puisi yang ditulis oleh Sapardi juga mengandung beberapa tanda-tanda lain yang bisa dikaji, sebab untuk memahami makna sebenarnya dari suatu puisi maka kita perlu mengerti bagaimana untuk menemukan makna-makna tersebut. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori semiotik yang dikembangkan oleh Roland Bartes. Penggunaan studi semiotik Bartes untuk kode puisi Seperti, pada pengkodean semiotic yang pertama yakni kode hermanuetik yang mana dari puisi di atas terdapat pada larik “mata pisau itu” sebab pada penggalan dari larik pertama itu terdengar seperti teka-teki dan rahasia.

METODE

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian yang mengkaji sebuah data dalam bentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka.(Sa’adah 2021). Penelitian ini waktu yang dibutuhkan 30 hari sudah termasuk membaca keseluruhan puisi, menemukan tandatanda, mengelompokkan berdasarkan aspek-aspek semiotik, menjabarkan hasil penelitian dalam bentuk bahasa, dan menarik kesimpulannya.

HASIL

Pertama, penggunaan kode semik pada studi semiotik Barthes dalam analisis antologi puisi Sapardi Djoko, makna puisi akan dianalisi berdasarkan konotasi dari larik puisi dalam buku antologi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Kedua, penggunaan kode hermanuetik pada analisis antologi puisi Sapardi Djoko Damono peneliti akan menganalisi larik-larik pusi yang dianggap memiliki kriteria daro kode hermanuetik, yakni bersifat teka-teki. Ketiga, penggunaan kode simbolik pada analisi antologi puisi Sapardi Djoko Damono terlihat pada beberapa simbolsimbol diablik larik-larik puisi karya Sapardi yang kemudian simbol tersebut akan dianalisis maknanya. Keempat, penggunaan kode proaretik dalam analisis antologi puisi terletak pada beberapa larik puisi yang bersifat naratif yang mana akan dianalisis maknnya dari masing-masing larik tersebut, biasanya larik-larik tersebut memiliki proses sebab akibat di dalamnya. Kelima, penggunaan kode genomik dalam analisis antologi puisi Sapardi tidak begitu banyak karena memang pada dasarnya tidak semua puisi mengandung unsur kultur di mana pemaknanan dari puisi tersebut menggunakan sudut pandang beberapa pihak.

 

JURNAL 10

JUDUL : Representasi Perempuan Dalam Film “Berbagi Suami” (Analisis Semiotika Roland Barthes)

PENULIS : Zulaikha Rumaisha Alwi

TEORI

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis stuktural atau semiotika. Seperti di kemukakan oleh Van Zoest dalam (Sobur,2017:128) bahwa film dibangun dengan tanda semata-mata, tandatanda itu termaksud berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan, berbeda dengan fotografi statis, rangkaian gambar dalam film menciptakan imaji dan sistem penada, Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara : kata yang diucapkan (ditambah suara-suara yang lain yang serentak mengiringi gambar-gambar) dan musik film.

METODE

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang cenderung menggunakan analisis, proses dan perpektif subjek sebagai bagian yang lebih ditonjolkan. Hutagaluh, O., Rustam, A., Sangadji, S. S., Baharuddin, I., & Kurniullah, A. Z. (2020). Dengan tipe riset adalah deskriptif, riset deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang berbentuk kata-kata frasa, klausa, kalimat atau paragraf dan bukan angka-angka. Dengan demikian hasil penelitian ini berisi analisis data yang sifatnya menuturkan, memaparkan, memberikan, menganalisis, dan menafsirkan Satoto, 1992: 15 (dalam Noventa, 2016)

HASIL

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa representasi perempuan digambarkan pada setiap potongan adegan dalam film, dengan menggunakan dua tahapan analisis dimana tahapan pertama makna denotatif representasi perempuan digambarkan media sesuai dengan potongan adegan dalam film yaitu perempua sebagai istri dan ibu. Sementara pada tahapan kedua makna konotatif dalam film berbagi suami terdapat representasi perempuan sebagai tokoh ibu dan istri, sosok ibu yang pertama digambarkan adalah sosok ibu penyayang pada ibu Salma. Terdapat beberapa representasi dari tokoh istri yaitu, istri berpendidikan tinggi, yang selalu taat kepada suami seperti Salma. Sosok istri yang polos dan bersikap malumalu namun kesepian tergambar pada Siti dan sosok istri yang menyukai kemewahan dan hidup mementingkan materi tergambar pada sosok Ming.

 

JURNAL 11

JUDUL : REPRESENTASI WANITA DALAM SAMPUL ALBUM RAISA
(Analisis Semiotik Roland Barthes Terhadap Sampul Album Raisa Andriana “Raisa” dan “Heart to Heart”)

PENULIS : R.A Granita Dwisthi Ismujihastuti , Adi Bayu Mahadian, S.Sos., M.I. Kom.

TEORI

Raisa memulai kariernya di dunia musik dengan mengunggah video saat ia sedang mengcover lagu di website untuk berbagi video, Youtube. Anak bungsu dari dua bersaudara yang lahir pada 6 Juni 1990 ini sudah mencintai dunia musik sejak kecil. Ia sering mengikuti perlombaan menyanyi dan saat remaja sempat menjadi vokalis dalam band yang digawangi oleh Kevin Aprillio, keyboardist band Vierratale saat ini. Di masa remajanya, Raisa memulai kariernya dengan menyanyi di Café atau di acara pernikahan. Selama berkarier, Raisa sudah memiliki dua buah album. Album pertamanya yang berjudul “Raisa” diluncurkan di tahun 2011. Album tersebut memiliki sembilan lagu dan bergenre Pop Jazz. Semua single yang dirilis dalam album ini sukses. “Raisa” berhasil menduduki peringkat lima untuk album terlaris di Indonesia sepanjang tahun 2012, dan ketiga singlenya juga berhasil masuk ke top 10 lagu terlaris Indonesia 2012. Album kedua Raisa diluncurkan pada November 2013. Album yang berjudul “Heart to Heart” tersebut berisi sembilan lagu dan diproduseri oleh salah satu musisi muda Indonesia yang tergabung dalam grup musik RAN, yaitu Asta Andoko.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode semiotik dan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Peneliti memilih sampul album Raisa untuk objek peneitian. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam pemaknaan bertingkat melalui teori semiotika Barthes, yaitu melalui pemaknaan denotatif, konotatif dan mitos dalam kedua sampul album Raisa, teridentifikasi penanda dan petanda yang merepresentasikan wanita yang berkembang dalam budaya masyarakat di Indonesia. Rambut panjang tergerai, penggunaan dress dalam keseharian, penggunaan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin dan aksesoris rambut, warna-warna pastel dan warna-warna cerah serta penggunaan make up natural menjadi representasi dari anda-tanda tentang wanita yang berkembang dalam budaya masyarakat di Indonesia.

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Representasi Wanita Dalam Sampul Album Raisa (Analisis Semiotik Roland Barthes Terhadap Sampul Album Raisa Andriana “Raisa” dan “Heart to Heart”) dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pemaknaan denotatif dalam album self-titled “Raisa” dan “Heart to Heart” tentang representasi wanita adalah bahwa penggambaran wanita secara ideal adalah memiliki rambut panjang yang indah, ber make up, menggunakan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, hair piece dan lain-lain dalam kesehariannya. Menggunakan warna-warna pastel atau menggunakan warna-warna cerah dalam penampilannya sehari-hari. Penampilan sebagai seorang wanita tidak harus selalu dibumbui dengan aksesoris, namun dapat juga menunjukan sisi kewanitaannya dengan penampilan yang sederhana namun tetap terlihat cantik.

2. Pemaknaan konotatif dalam album self-titled “Raisa” dan “Heart to Heart” tentang representasi wanita adalah warna-warna pastel dan warna cerah menunjukan sisi lemah lembut dan ceria dari seorang wanita. Warna yang sedikit gelap menunjukan sisi anggun, namun dapat juga dinilai sebagai warna yang elegan atau cenderung maskulin. Rambut panjang serta indah yang menjadi salah satu tanda representasi wanita dimaknai sebagai wujud ketekunan wanita dalam menjaga hal- hal yang dimilikinya. Begitu juga dengan penggunaan aksesoris sebagai penghias tubuh wanita yang menyimpan keindahan. Make up natural akan memberikan kesan ringan dan segar pada wajah, sebaliknya make up yang terlalu tebal cenderung beresiko merusak penampilan wanita.

3. Mitos yang dimaknai dalam album self-titled “Raisa” dan “Heart to Heart” adalah bahwa penanda, petanda dan tanda yang terdapat dalam sampul album Raisa merepresentasikan gambaran sosok wanita dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai yang berkembang dalam masyarakat.

 

JURNAL 12

JUDUL : Representasi Peran Ayah Dalam Film Pendek Lamun Sumelang

PENULIS : Khaeruloh Anwar Al Hasan

TEORI

Film merupakan media massa yang dapat dijadikan sebagai representasi dari keadaan sosial yang ada dalam sebuah masayrakat tertentu. Film dapat merepresentasikan sosok yang lebih dekat dengan kita seperti ayah. Ayah memiliki peran penting serta tanggung jawab besar dalam keberlangsungan hidup keluarga, dalam menjalankan perannya seorang ayah menghalalkan segala cara hingga mengambil keputusan yang sulit demi kesejahteraan keluarga. Salah satu film yang menonjolkan peran ayah dalam ceritanya ialah film pendek Lamun Sumelang, film ini memfokuskan cerita bagaimana seorang ayah memperjuangkan kesembuhan bagi anak semata wayangnya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran ayah direpresentasikan dalam film pendek Lamun Sumelang.

METODE

Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Mengambil sumber data sejumlah 9 scene dari total 16 scene pada film pendek Lamun Sumelang, dengan teknik pengumpulan data dokumentasi dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk melihat lebih dalam pemaknaan setiap elemen peran ayah yang digambarkan dalam film pendek Lamun Sumelang.

HASIL

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai bagaimana peran ayah di representasikan dalam film pendek Lamun Sumelang, peneliti telah mendapatakan representasi dari beberapa elemen-elemen peran ayah yang ada dalam film pendek Lamun Sumelang terutama pada karakter Agus antara lain: seorang ayah memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada internal keluarga. Hal ini menunjukan peran ayah sebagai pemimpin dalam keluarga (leader). Dalam upaya mencukupi kebutuhan keluarga seorang ayah disini digambarkan sebagai seorang yang pekerja keras meski dalam kondisi yang sulit tetapi tetap berjuang menafkahi keluarganya, hal ini menunjukan peran ayah sebagai pencari nafkah (provider). Seperti yang sudah diyakini oleh masyarakat umum bahwa seorang ayah lebih dekat dengan anak perempuan, karakter Agus menunjukan kedekatanya kepada Ningsih anaknya, dalam upaya menjaga keluarga disini ditunjukan kegigihan seorang ayah dalam memperjuangkan kesembuhan bagi anaknya, sebagai bentuk perlindungan yang diberikan meski situasi yang dialami sangat sulit hal ini menunjukan peran ayah sebagai pelindung.

JURNAL 13

JUDUL : Pola Komunikasi Ayah Terhadap Anak Dalam Film Pendek “We”

PENULIS : Liony Ismayawati , Twin Agus Pramonojati

TEORI

Komunikasi yang terjalin antara ayah terhadap anak merupakan komponen yang penting dalam komunikasi keluarga. Dalam penerapannya tentu akan banyak sekali noise yang menghambat jalannya komunikasi tersebut seperti perbedaan gender, rentang usia yang terpaut cukup jauh, jenis komunikasi yang digunakan dan lain sebagainya. Hambatan-hambatan tersebut dapat menyebabkan terjadinya salah paham yang kemudian dapat menimbulkan perpecahan.

METODE

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif berupa tulisan atau perkataan dan tingkah laku dari objek-objek yang diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif ini, para peneliti dapat dengan mudah memahami karakteristik subjek dan dapat merasakan hal-hal yang dialaminya (Wijaksono & Nugroho, 2018). Data kualitatif yang dihasilkan berupa data deskriptif yang menjelaskan dengan rinci mengenai suatu fenomena yang menjadi objek penelitiannya. Dalam hal ini, penelitian deskriptif memaparkan dengan rinci permasalahan-permasalahan sosial yang diteliti. Peneltian kualitatif ini memiliki tujuan untuk memaparkan fenomena-fenomena secara mendalam dengan cara mengumpulkan data. Penelitian ini tidak bergantung pada besarnya jumlah populasi dan sampling yang artinya jika data yang dibutuhkan sudah terkumpul untuk melakukan penelitian secara mendalam, maka sampling lain tidak dibutuhkan (Sugiyono, 2018).

HASIL

Komunikasi yang terjalin antara ayah terhadap anak dalam film pendek We setelah dianalisis dengan semiotika Roland Barthes yang ditampilkan melalui pemaknaan denotasi, konotasi dan mitos menggambarkan hubungan yang terkesan canggung terutama dalam mengungkapkan rasa kasih sayang antar satu sama lain. Sosok ayah terkesan lebih cuek dan tidak ekspresif cenderung membuat anak beranggapan bahwa ayah merupakan sosok tidak terlalu peduli. Pola komunikasi antara ayah terhadap anak lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal dibandingkan dengan komunikasi verbal yang artinya sosok ayah tidak terlalu banyak menggunakan kata-kata dalam menyampaikan rasa kasih sayang. Pola komunikasi ayah terhadap anak dalam menyampaikan rasa kasih sayang dalam film pendek We digambarkan dalam limabelas scene yang ditampilkan secara verbal atau ucapan dan nonverbal atau tindakan maupun ekspresi.

 

JURNAL 14

JUDUL : Representasi Sifat Patriarki Ayah Pada Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

PENULIS : Riezha Aulia Rahman, Hamdani M. Syam, Zakirah Azman.

TEORI

Film merupakan sebuah karya seni budaya yang disiarkan melalui media massa. industri film Indonesia telah memproduksi sejumlah film bertema keluarga yang menekankan peran laki-laki sebagai ayah. Salah satu film bergenre keluarga adalah film “ Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”. Film tersebut menceritakan tentang kepemimpinan seorang suami yang otoriter dan dominan yang merupakan salah satu dari budaya patriarki. Budaya patriarki khususnya di beberapa wilayah di Indonesia, mengharuskan laki-laki mempunyai posisi lebih tinggi dan mendominasi dibandingkan perempuan.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang melakukan penelaahan terkait bagaimana mendekati permasalahan fenomenologis atau strategi untuk melakukan pengumpulan data berupa kata baik lisan maupun tulisan, pertanda, ucapan, pengalaman serta tingkah laku yang diamati. baik lisan maupun tulisan, pertanda, ucapan, pengalaman serta tingkah laku yang diamati. Studi ini juga bersifat kualitatif atau peneliti berupaya memberikan penjelasan serta deskripsi secara komprehensif dari data yang telah dikumpulkan. Peneliti menggunakan analisis semiotika Roland, alasan peneliti menggunakan semiotika Roland Barthes sebab akan memberikan kemudahan bagi peneliti dalam memperoleh tanda simbol sifat patriarki serta isi pesan dari film melalui pengamatan kebudayaan, mitos serta kultur masyarakat dan selanjutnya menghubungkan terhadap objek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi tidak langsung. Pada observasi ini peneliti juga melakukan wawancara dengan pengamat film untuk menambah data pendukung dalam penelitian ini.

HASIL

Penelitian ini memiliki tujuan untuk merepresentasikan sifat patriarki ayah pada film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” menggunakan Analisis Semiotika Roland Barthes. Adegan yang terdapat pada film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” menggambarkan bagaimana kepemimpinan seorang suami yang otoriter dan dominan. Karakter ayah dalam film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” merepresentasikan dominasi laki-laki dalam memimpin keluarga. Sang ibu, Aurora dan Awan sebagai perempuan hanya dapat diam dan menerima imbas dari dominasi sang ayah di keluarganya. Jika dikaitkan dengan budaya patriarki, karakter ayah pada film ini menjadikan sosok dominan pada keluarganya. Hal ini tampak pada karakter ayah yang sangat protektif terhadap keluarganya, tetapi anggita keluarga yang lain, terkhusus anak – anaknya mengartikan ini sebagai sesuatu hal yang berbeda, mereka beranggapan bahwa karakter ayah tersebut merupakan sebuah ancaman dan tekanan yang membatasi kehidupan mereka.

JURNAL 15

JUDUL : Representasi Makna Self Improvement Pada Lirik Lagu Tulus “Diri”

PENULIS : Khoirur Rahma, Hanan Halim Abdullah, Indallaila, Rizky Anugerah, Aji Santoso

TEORI

Dari sekian banyak penyanyi terkenal yang ada di indonesia, Tulus, pada tahun 2023 lalu merilis suatu album bernama “Manusia” dengan salah satu lagu nya yang mengangkat tema self improvement atau perbaikan diri, lagu itu berjudul “Diri”. Tulus pada lagu tersebut ingin mengungkapkan bahwa tidak apa-apa untuk merasa gagal, namun seseorang harus selalu bangkit dari keterpurukan diri dimulai dengan memaafkan kesalahan-kesalahan yang lalu, mengevaluasi kegagalan di masa lalu, dan mulai berpikir positif bahwa yang dilakukan nantinya akan baik-baik saja, apabila dilakukan dengan keyakinan pada diri sendiri yang tinggi.

METODE

Analisis pada kajian ini menggunakan pendekatan penelitian berbasis pendekatan kualitatif melalui penekanan paradigma interpretif. Paradigma ini menilai segala sesuatu kebenaran berdasarkan subjektif dan tercipta dari hasil perspektif partisipan. Objek pada penelitian merupakan tulisan lirik lagu “Diri” karya Tulus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian dokumen. Perolehan data dilakukan dengan mencari berbagai sumber dokumen yang diharapkan memuat data yang diperlukan. Untuk itu peneliti tidak melakukan wawancara kepada pemilik lagu melainkan melakukan penafsiran secara mendalam menggunakan analisis teori semiotika konsep Roland Barthes (Sumja, 2020).

HASIL

Pembahasan tentang Semiotika Roland Barthes dan analisis lirik lagu "Diri" dapat disimpulkan bahwa Barthes memandang semiotika sebagai konsep untuk memaknai suatu hal, bukan sekadar mengkomunikasikan. Ia memakai konsep sintagmatik dan paradigmatik untuk menguraikan gejala sosial dan budaya. penelitian tersebut memperjelas bagaimana lirik lagu tersebut menyampaikan nilai self improvement atau perbaikan diri. Melalui denotasi dan konotasi, lagu ini membawa pendengar agar berdamai terhadap diri sendiri, menerima kelemahan, dan memiliki pandangan positif terhadap masa depan.

 

JURNAL 16

JUDUL : Musik sebagai Media Komunikasi Ekspresi Cinta

PENULIS : Serafina Iubikrea Arsegi Cahya , Gregorius Genep Sukendro

TEORI

“Rumah ke Rumah” musik dengan genre POP dari album Menari Dengan Bayangan yang dirilis pada 29 November 2019, telah berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia Kategori Artis Solo Pria/Wanita Alternatif Terbaik, dan lagunya telah diputar sebanyak 57,196,321 oleh pengguna Spotify. Hindia tentunya memiliki ke kreativitasan dengan caranya sendiri, tidak berusaha untuk terlihat beda dengan musisi lainnya melainkan hanya menuangkan isi hatinya dengan realitas yang ada agar maknanya tersampaikan.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, berdasarkan pada kondisi alamiah. Penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berupa tulisan, lisan, serta perilaku yang diamati (Nugrahani, 2014). Subjek dalam penelitian ini ialah lagu “Rumah ke Rumah”, dengan mengungkap makna dari lirik lagu, serta makna denotasi, konotasi dan mitos. Dengan tujuan mengetahui bahwa lagu ini dapat menjadi media komunikasi ekspresi cinta. Objek dalam penelitian ini adalah Baskara Putra selaku penyair dan musisi, Bpk. Bambang Yusmanto selaku pengamat musik, dan Ibu Agustina M.Psi., Psikolog selaku Dosen Fakultas Psikologi UNTAR.

HASIL

Lirik lagu “Rumah ke Rumah” didasari dengan rasa keinginan musisi untuk mengekspresikan rasa cinta serta terima kasih terhadap para perempuan di sekelilingnya. Rumah yang dimaksudkan dalam lagu ini menggambarkan orang-orang yang telah memberikan sebuah rasa nyaman dan kasih sayang bagi musisi, dan hal itu juga terasakan oleh para pendengar. Dapat ditafsirkan bahwa lirik lagu ini ditujukan pengungkapan rasa cinta untuk ibunda. Jika dilihat dari analisa semiotika dan makna lirik lagu, tidak sepenuhnya makna cinta melainkan terdapat rasa kesal yang sekarang dijadikan pembelajaran bagi penyair yang digambarkan oleh penyebutan nama-nama perempuan di masa lalunya. Lagu ini dapat dikatakan bisa menjadi media komunikasi bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya terutama dalam hal cinta, namun tidak semua orang dapat dengan mudah mengekspresikan dirinya, terkadang hanya terdiam diri menyembunyikan hal tersebut. Namun yang dapat dengan mudah serta bisa dimainkan di mana saja dan kapan saja untuk mewakili perasaaannya saat itu adalah melalui musik.

 

JURNAL 17

JUDUL : Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lirik Dan Video Lagu Peradaban Karya Grup Band Feast

PENULIS : Rifky Faizal Budiman , Dr. Maylanny Christin, SS., M.Si

TEORI

Grup musik Feast merupakan grup musik yang beraliran Rock dan mulai meramaikan panggung musik di Indonesia pada tahun 2014. Band yang beranggotakan Baskara Putra (Vokal/synth), Adnan S.P (Gitar), Dicky Renanda (Gitar), F. Fikriawan (Bass), dan Adrianus Aristo Haryo (Drum) pada tahun 2017 membuat album pertama yang berjudul Multivers, tak cukup hanya memiliki satu album Feast lantas membuat single berjudul Peradaban untuk album kedua pada tahun 2018. Lagu-lagu yang ada di album kedua Feast ini berisi tentang berbagai macam kritik sosial yang menjadi isu di Indonesia. (bicaramusik.id diakses pada 29 Oktober 2019 jam 22.14).

METODE

Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian. Metode penelitian adalah langkah yang diambil oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan juga melakukan investigasi data yang telah didapatkan oleh peneliti. Penelitian ini ternasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan semiotika. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjabarkan atau memberikan gambaran suatu gejala yang sudah didapatkan datanya. Kenneth D. Bailey dalam Anggraeni (Anggraeni, 2015: 32) mengatakan penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu fenonema secara detail (untuk menggambarkan apa yang terjadi). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis, dimana konstruktivis beranggapan bahwa dunia dikonstruksi dan bukan diterima. Apa yang dilihat, dirasakan, dialami dan diketahui bukanlah sesuatu yang diterima, melainkan dikonstruksi oleh manusia untuk menginterpretasikan dan mengkonstruksi realita. Little John dalam Aziz (Aziz, 2014: 41) mengatakan bahwa teori-teori aliran konstruksionis ini berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya. Teknik analisis data yang dilakukan dalam menganalisis lirik dan video lagu Peradaban dari grup band Feast dengan menggunakan metode model peta tanda Roland Barthes. Peneliti mencoba untuk menafsirkan tanda-tanda metafora dalam lirik lagu dan video musik Peradaban menggunakan makna denotatif dan konotatif.

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, lagu peradaban oleh karya grup musik Feast bahwa metode Barthes menunjukan hasil dari setiap bait pada video dan lirik lagu. Penulis menyadari bahwa setiap hasil tafsiran dari bait dalam video dan lirik lagu tersebut mempunyai banyak persamaan atas apa yang ditunjukan dalam video klipnya, karena bentuk setiap ungkapan yang ada pada lirik merupakan petanda pada penanda yang ada pada video klip, secara keseluruhan lagu ini memperlihatkan bentuk rasa kekecewaan, kemarahan dan kesedihan atas setiap peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia. Lagu adalah salah satu opsional seseorang dalam menyampaikan pesan dan diciptakan agar setiap keresahannya agar pendengar merasakan setiap bait yang tercipta menjadi pesan yang dapat memunculkan banyak tafsir didalamnya dan tujuan dari semua lagu adalah untuk selalu di dengar dan di ingat, oleh karena itu lagu ini diciptakan agar setiap orang tidak melupakan peristiwa yang telah lalu yang membuat kesatuan dan persatuan umat manusia terancam dan menunjukan sisi pengharapan atas kejadian tersebut yang memungkinkan akan datangnya hal baik di masa yang akan datang. Lagu peradaban dalam demo yang terjadi pada tanggal 24 septemper 2019 bukan sebuah aspirasi yang harus didengarkan oleh anggota DPR RI, melainkan sebuah lagu penolakan terhadap pernyataan bahwa mahasiswa selama kurun 20 tahun terakhir tidak banyak melakukan aksi yang di rasa kurang peduli terhadap kebijakan – kebijakan yang merugikan rakyat. Dapat disimpulkan bahwa lagu tersebut apabila diartikan secara mikro, maka tidak ada suatu korelasi antara isi lagu dengan aksi tuntutan.

 

JURNAL 18

JUDUL : Representasi Feminisme dalam Video Klip Lagu God is a woman

PENULIS : Kezia Judith Carolina Poetiray, I Gusti Agung Alit Suryawati , I Dewa Ayu Sugiarica Joni

TEORI

Penyanyi dan musisi Ariana Grande merilis video klip untuk lagunya pada tahun 2018 yang berjudul “God is a woman”. Dalam video klip tersebut perempuan digambarkan lebih berkuasa dan kuat daripada laki-laki. “God is a woman” dikatakan merupakan lagu tentang feminisme dan digadang-gadangkan sebagai anthem empowerment bagi kaum perempuan. Lagu dan video klip “God is a woman” mengibaratkan perempuan menjadi hal utama dalam semua kebutuhan yang ada di dunia. Perempuan yang digambarkan ingin dianggap dan dapat mengambil peran dalam berbagai aspek kehidupan sepeti kehidupan sosial, masalah kekuasaan, dan permasalahan seksual.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode kualitatif dan menggunakan paradigma konstrukvisme. Sumber data primer penelitian ini diambil dari subjek penelitian yaitu video klip lagu God is a woman yang di dalamnya terdapat lirik lagu dan video klip yang berdurasi 4 menit. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur pendukung untuk menunjang proses penelitian, seperti jurnal, skripsi, dan buku.

HASIL

Representasi feminisme yang tercermin dalam video klip lagu God is a woman adalah aliran feminisme posmodern. Gambaran perempuan di video klip ini adalah perempuan yang memiliki kebebasan seperti laki-laki, namun tidak berusaha untuk menghilangkan perbedaan antargender dengan menggambarkan perempuan yang dapat mengekspresikan dirinya, perempuan yang berani melawan patriarki, perempuan yang memiliki kuasa atas tubuhnya. Digambarkan oleh Ariana Grande yang menunjukkan eksistensinya sebagai Liyan.

 

JURNAL 19

JUDUL : Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji

PENULIS : Rahmat Hidayat

TEORI

Musik merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan. Menurut Parker (Djohan, 2003:4) musik adalah produk pikiran, elemen vibrasi atas frekuensi, bentuk, amplitudo dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasi secara neurologis dan diinterprestasikan melalui otak. Musik termasuk salah satu media komunikasi audio. Musik merupakan salah satu cara dalam melakukan kegiatan komunikasi melalui suara yang diharapkan mampu menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda. Musik adalah bagian dari sebuah karya seni.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif interpretatif. Data kualitiatif merupakan wujud kata-kata daripada deretan angka, senantiasa menjadi bahan utama bagi ilmu sosial tertentu terutama ilmu Antropologi, Sejarah, dan Ilmu Politik. Data kualitatif merupakan sumber data yang kuat dan pemahaman yang luas serta memuat penjelasan tentang suatu proses yang terjadi. Pada penelitian ini, menggunakan metode semiotika yaitu metode yang menganalisis tentang tanda. Metode semiotika yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika dari pemikiran Saussure. Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemilahan antara apa yang disebut signifier (penanda) dan signified (petanda).

HASIL

Setelah melakukan penelitian dengan pembahasan melalui studi pustaka dan interpretasi mengenai “Analisis Semiotika Makan Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji. Akhirnya penulis memberikan kesimpulan seperti dijelaskan di bawah ini. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan makna dalam lirik lagu Nidji yaitu makna pesan Motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul “Laskar Pelangi”. Peneliti menemukan adanya cerita dibalik lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang motivasi dalam menggapai mimpi, motivasi yan tercermin dari bait pertama yang menceritakan tentang bahwa mimpi, angan – angan yang dicita – citakan adalah kunci atau alat yang digunakan untuk membuka harapan –harapan menaklukkan dunia.

 

JURNAL 20

JUDUL : Analisis Semiotika Makna Kesendirian Dalam Lirik Lagu “I Need Somebody” Karya Day6

PENULIS : Meidiana Salsabila

TEORI

lagu yang menceritakan tentang kehidupan adalah “I Need Somebody” ini. Lagu yang dinyanyikan dengan bahasa Korea dan sedikit campuran bahasa Inggris ini cukup banyak digemari karena menjadi salah satu lagu favorit bagi penggemar mereka yang memiliki sebutan bernama MyDay. Lagu yang berjudul “I Need Somebody” ini merupakan lagu yang terdapat di dalam album mereka yang bertajuk “Moonrise” yang dirilis pada tahun 2017 silam. Lagu ini menggambarkan makna kesendirian dalam suatu kehidupan manusia.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan cara analisis semiotika. Penelitian kualitatif itu sendiri merupakan penelitian atau riset yang bersifat deskriptif serta cenderung menggunakan analisis dengan menggunakan pendekatan induktif (Rukin, 2019: 6). Sedangkan, menurut (Ismayuni, 2021: 19) semiotika itu sendiri merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan pengkajian dari suatu tanda dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanda.

HASIL

Dari analisis semiotika yang sudah dijelaskan, bahwa makna denotasi secara keseluruhan dari lirik lagu yang ada pada lagu “I Need Somebody” karya Day6 ini menggambarkan suatu keadaan bahwa penulis lagu sangat tidak ingin merasa sendirian, dan selama hidupnya selalu membutuhkan seseorang agar tidak merasa sendirian. Selain itu, makna konotasi yang dapat ditafsirkan secara keseluruhan dari analisis lirik lagu “I Need Somebody” ini bahwa kepergian seseorang dalam hidupnya begitu saja tanpa alasan menjadi pemicu rasa kesendiriannya. Adanya pengakuan yang ditunjukkan oleh penulis lagu bahwa selama masih bersama orang – orang, ia hanya bisa menjaga keheningannya tanpa memerhatikan interaksi atau hubungan yang baik kepada seseorang sehingga secara perlahan orang – orang dalam hidupnya pun pergi.

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS SEMIOTIKA PADA LAGU PARAMORE - THE ONLY EXCEPTION

HASIL ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES MAKNA LAGU PARAMORE - THE ONLY EXCEPTION